Manakib Jawahirul Ma'ani

Adapun kitab manakib yang dibacakan adalah Jawahirul Ma'ani dengan sanad langsung dari KH. Ahmad Jauhari Umar Pasuruan yang memperoleh sanad dari Sayyid Syarifudin Bangkalan Madura.
Setiap pondok pesantren salaf, baik di Pulau Jawa maupun Sumatera bahkan komunitas tarekat, biasanya memiliki amalan dzikir yang selalu istiqomah dibacakan secara rutin selain tentunya yang paling utama adalah pembacaan Al Qur'an.

Ada yang rutin menggelar Istighotsah (doa bersama), membaca Sholawatan, Rottib, Simtud Duror, Dalailul Khoirot hingga pembacaan Manakib (sejarah hidup) dan dzikiran lainnya.

Manakib yang paling sering dibaca kalangan pesantren adalah manakib Syech Abdul Qodir Jailani.

Sosok ulama agung yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menghidupkan agama.

Kitab manakib Syech Abdul Qodir jailani sendiri ada banyak versi atau redaksi meskipun semua isinya hampir mirip, menurut penulis itu disebabkan oleh jalur sanad ijazah yang berbeda.

Pondok Pesantren Darussalam Tegal Rejo Desa Pelita Jaya Kecamatan Belitang Madang Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan yang dipimpin oleh KH. Ahmad Rumani Jauhari adalah salah satu ponpes yang secara rutin menggelar acara manakiban yaitu setiap tanggal 10 malam 11 dalam penanggalan Hijriah.

Adapun kitab manakib yang dibacakan adalah Jawahirul Ma'ani dengan sanad langsung dari KH. Ahmad Jauhari Umar Pasuruan yang memperoleh sanad dari Sayyid Syarifudin Bangkalan Madura.

Dalam kitab manakib Jawahirul Ma'ani disebutkan silsilah Syech Abdul Qodir Jailani yang dari nasab ayah dan ibunya keduanya bersambung kepada nasab Nabi Muhammad SAW.

Hal itu meruapakan suatu keistimewaan yang jarang sekali dimiliki oleh orang lain.

Selain itu juga berisi tentang guru-guru beliau, akhlak beliau, karomah-karomah hingga nasehat-nasehat untuk umat.

Di Ponpes Darussalam saat ini jumlah jamaah yang secara rutin mengikuti manakiban dan pengajian rutin sudah mencapai angka diatas 1000 orang termasuk wali santri.

Pada awal berdirinya ponpes ini pada sekitar tahun 2001 jamaah yang mengikuti manakiban hanya empat orang dan itu bertahan sampai beberapa tahun berikutnya.

Berkat kegigihan dan keistiqomahan pendiri ponpes yaitu KH. Ahmad Rumani, Allah berkenan memberikan karunia yang luar biasa sehingga sampai saat ini sudah mencapai angka ribuan.

Dan Allah juga memberikan keberkahannya sehingga ponpes yang dirintis dengan hanya 1 rumah papan di atas tanah hanya 1/4 ha, kini sudah memiliki gedung sekolah dari RA, MTs, MA dan SMK ditambah ndalem Kyai, kamar-kamar santri dan aula yang besar. Kesemuanya berdiri diatas tanah seluas ± 7 ha. 

Saat ini jumlah santrinya adalah lebih dari 400 santri putra dan putri. Belum lagi siswa-siswi sekolah formal yang tidak mukim di pondok.

Yang cukup istimewa dan masih langka untuk di Sumatera adalah bahwa seusai pembacaan manakib dan pengajian, seluruh jamah disuguhkan makan malam ala prasmanan khas pondok pesantren. Semua dihidangkan oleh pihak ponpes. Bahkan ada himbauan yang cukup tegas : "mohon jangan dulu pulang sebelum makan"

Video Malam Sewelasan di Ponpes Darussalam Tegalrejo Pelita Jaya, Belitang (07 Februari 2017)

Foto Kegiatan Manakib Jawahirul Ma'ani di Ponpes Darussalam Tegalrejo Pelitajaya, Belitang Madang Raya, OKU Timur, Sumsel
(Selasa, 07 Februari 2017)